I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Gigi
merupakan bagian dari alat pengunyahan pada sistem
pencernaan dalam tubuh manusia, sehingga secara tidak langsung berperan dalam
status kesehatan perorangan. Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari
aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan
kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatannya. Namun, sebagian besar
orang masih mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan
gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam
menunjang kesehatan dan penampilan.
Penyakit mulut dan gigi merupakan
salah satu penyakit yang banyak terjadi di masyarakat. Hasil survei rumah
tangga pada tahun 2004 menyebutkan 39 persen penduduk Indonesia menderita
penyakit gigi dan mulut. Angka itu bukan merupakan angka yang dapat diabaikan
karena telah terbukti bahwa penyakit gigi dan mulut dapat secara signifikan
mempengaruhi produktivitas masyarakat.
Berdasarkan alasan-alasan diatas, penulis
tertarik untuk membahas suatu permasalahan yaitu hubungan
pengetahuan tentang penyakit gigi terhadap gejala awal penyakit yang berbahaya.
I.2. Rumusan
Masalah
1. Adakah hubungan penyakit gigi dengan
gejala awal penyakit yang berbahaya pada manusia?
2. Bagaimana cara merawat dan menjaga
kesehatan gigi?
3. Apa keuntungan bergigi sehat?
I.3. Tujuan Penulisan
I.3.1. Tujuan
Umum
Mengetahui hubungan penyakit gigi dengan gejala awal
penyakit yang berbahaya pada manusia serta mengetahui bagaimana cara
pencegahannya.
I.3.2.
Tujuan Khusus
- Mengetahui gambaran pengetahuan tentang jenis-jenis
penyakit gigi
- Mengetahui gambaran kejadian penyebab dan cara
pencegahan penyakit gigi pada manusia.
- Menemukan hubungan pengetahuan tentang penyakit
gigi dengan gejala awal penyakit yang berbahaya pada manusia.
- Mengetahui keuntungan bergigi sehat
I.4.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Bagi
Institusi Universitas
Dengan
adanya penulisan makalah ini dapat dijadikan dasar untuk lebih meningkatkan
kesehatan gigi para mahasiswa di lingkungan fakultas masing-masing.
2. Bagi pembaca
(masyarakat umum)
Penulisan makalah ini dapat memberikan tambahan
pengetahuan dan wawasan terhadap masalah yang terkait dengan penyakit giggi
terutama cara pencegahannya.
3.
Bagi penulis
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai penyakit gigi, penulisan makalah ini juga untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat, termasuk kesehatan gigi bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
II.
PEMBAHASAN
1) Hubungan
Penyakit Gigi dengan gejala Awal Penyakit Berbahaya pada Manusia
Tentunya ada
hubungan penyakit gigi dengan gejala awal penyakit yang berbahaya pada manusia,
penyakit gigi bukanlah masalah yang sepele. Sebagian besar masyarakat
menganggap remeh masalah gigi, namun pada kenyataannya penyakit gigi jika
dibiarkan akan mempengaruhi kesehatan organ tubuh manusia lainnya. Bahkan jika
hal tersebut terus dibiarkan akan menimbulkan penyakit berbahaya lainnya.
Berikut contoh jenis penyakit gigi yang erat hubungannya dengan awal gejala
penyakit lainnya pada manusia :
- Gigi Berlubang (Caries)
Gigi yang berlubang bukanlah disebabkan ulat seperti
anggapan orang pada zaman dahulu. Teori ini bertahan hingga tahun 1700-an
hingga Willoughby Miller seorang dokter gigi Amerika yang bekerja di
Universitas Berlin menemukan penyebab pembusukan gigi. Ia menemukan bahwa
lubang gigi disebabkan oleh pertemuan antara bakteri dan gula. Bakteri akan
mengubah gula dari sisa makanan menjadi asam yang menyebabkan lingkungan gigi
menjadi asam (lingkungan alami gigi seharusnya adalah basa) dan asam inilah
yang akhirnya membuat lubang kecil pada email gigi.
Saat lubang terjadi pada email gigi, kita belum
merasakan sakit gigi. Tetapi, lubang kecil pada email selanjutnya dapat menjadi
celah sisa makanan dan adanya bakteri akan membuat lubang semakin besar yang
melubangi dentin. Pada saat ini kita akan merasakan linu pada gigi saat makan.
Bila dibiarkan, lubang akan sampai pada lubang saraf sehingga kita akan mulai
merasakan sakit gigi. Proses ini tidak akan berhenti sampai akhirnya gigi
menjadi habis dan hanya tersisa akar gigi. Sakit gigi tidak dapat dipandang
sebelah mata seperti anggapan beberapa orang, karena bila didiamkan, dapat
membuat gigi menjadi bengkak dan meradang. Selain itu gigi berlubang dapat
menjadi sarana saluran masuknya kuman penyakit menuju saluran darah yang dapat
menyebabkan penyakit ginjal, paru-paru, jantung maupun penyakit lainnya.
Agar tidak semakin bertambah parah, maka bila Anda
memiliki gigi berlubang sebaiknya Anda segera mengunjungi dokter gigi untuk
mengobatinya. Walaupun banyak orang tidak suka pergi ke dokter gigi dengan
alasan tidak peduli dengan keadaan gigi, khawatir biayanya mahal, takut atau
malu diejek karena gigi yang rusak, namun pergi ke dokter gigi adalah solusi
terbaik untuk mengatasi sakit gigi. Gigi berlubang tidak dapat sembuh dengan
sendirinya. Walaupun, mungkin setelah menderita sakit gigi, rasa sakitnya dapat
hilang tetapi tidak memperbaiki keadaan gigi. Gigi akan tetap berlubang, bahkan
lubangnya akan terus semakin membesar.
Untuk mencegah terjadinya lubang pada gigi, Anda dapat
melakukan langkah-langkah berikut:
- Memeriksa gigi secara rutin
- Menyikat gigi secara teratur dan pada waktu yang tepat
- Menyikat gigi dengan cara yang benar.
- Kumur setelah makan
- Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa makanan
- Pilih pasta gigi yang mengandung fluorida
- Makan makanan yang berserat
- Kurangi makanan yang mengandung gula dan tepung
2.
Plak
Gigi
Plak gigi adalah suatu lapisan bening, sangat tipis , terdiri dari mucus dan kumpulan bakteri yang
menyelimuti permukaan gigi. Plak gigi hanya dapat dilihat dengan pewarnaan pada
gigi. Perwarna yang digunakan juga khusus dikenal dengan nama disclosing agent.
Gigi yang sudah disikat akan kembali
berkontak dengan saliva (ludah). Mucin (salah satu zat yang terkandung dalam
saliva) akan melapisi gigi. Lapisan ini kemudian dikenal dengan nama Acquired Pellicle (mucus). Acquired Pellicle ini sangat
tipis, berkisar 1 um. Selain mucin dan protein lainnya, saliva juga mengandung
banyak bakteri. Beberapa saat setelah Acquired Pellicle terbentuk bakteri juga
akan singgah dan berkoloni di lapisan tersebut. Keadaan inilah yang kemudian
disebut dengan plak gigi atau dental
plaque.
Plak
merupakan penyebab lokal dan utama terbentuknya penyakit gigi yang lain seperti
karies (lubang gigi), kalkulus (karang
gigi), gingivitis (radang pada gusi), periodontitis (radang pada jaringan
penyangga gigi), dan lain sebagainya. Oleh karena plak tidak dapat
dihindari pembentukannya, maka mengurangi akumulasi plak adalah hal yang sangat
penting untuk mencegah terbentuknya panyakit gigi.
Gigi yang
terbebas dari plak ditandai dengan tidak adanya pewarnaan oleh disclosing pada
gigi. Selain itu perabaan dengan lidah mengidentifikasikan dalam bentuk gigi
terasa kesat bukan licin. Jika masih terasa licin maka masih terdapat plak.
3. Karang
Gigi
Karang gigi merupakan kumpulan plak yang
termineralisasi yang sangat lengket di atas email gigi. Lapisan ini terlihat
keputihan dan seiring waktu berubah kekuningan setelah berasimilasi dengan air
liur. Berdasarkan lokasinya, karang gigi ada di supragingiva (permukaan gigi
diatas gusi) dan di subgingiva (permukaan gigi di bawah gusi). Karang gigi
terutama timbul pada daerah-daerah gigi yang sulit dibersihkan.
Seringkali kita tidak mengetahui bahwa telah terdapat
plak pada gigi . Karang gigi berkembang dari plak gigi yang menempel pada tepi
gusi. Bila ini terus dibiarkan akan menyebabkan peradangan
gusi, dan pada akhirnya membuat aroma mulut tidak sedap. Pembersihan karang
gigi memerlukan bantuan dokter atau perawat gigi. Jika dilakukan dengan cara
yang baik dan benar, pembersihan karang tidak akan merusak gigi. Yang tidak
jarang terjadi adalah gigi jadi ngilu karena bagian–bagian leher gigi yang
tadinya tertutup karang jadi terbuka. Gusi juga mungkin sedikit berdarah karena
tepi gusi yang tertutup karang memang lebih sensitif, tapi pendarahan akan
berhenti setelah karang gigi dibersihkan.
Pencegahan
Karang Gigi :
- Menjaga kebersihan oral dengan cara menyikat gigi dua kali sehari, dapat mencegah pembentukan plak pada
permukaan email gigi.
- Bersihkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dengan menggunakan
benang gigi (dental floss) atau sikat interdental
- Perbanyak minum air putih
- Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung gula dan tepung.
- Melakukan pemeriksaan gigi secara berkala, 6 bulan sekali.
4.
Sakit Gusi
Ada
dua jenis utama penyakit gusi: gingivitis dan periodontitis.
Gingivitis Radang gusi
Pada radang gusi, gusi Anda menjadi terganggu oleh
plak – campuran makanan, bakteri dan produk-produk limbah bakteri yang
terbentuk pada gigi Anda setelah makan. Jika plak tidak dibersihkan dari gigi
Anda secara teratur, gusi Anda akan menjadi merah, bengkak dan mengkilat, dan
mereka. Jika plak dihapus, gusi akan sembuh. Jika plak tidak dibersihkan dari
gigi, gingivitis akan tetap, dan dapat berkembang menjadi periodontitis.
Periodontitis
Jika tidak diobati gingivitis, gusi mulai menarik diri
dari gigi Anda, meninggalkan saku kecil di sekitar gigi. Saku ini perangkap
plak bahwa Anda tidak dapat mencapai dengan sikat gigi. Seiring waktu, plak
mengeras untuk tartar (kalkulus). Plak dan tartar membangun, menyebabkan
iritasi lebih lanjut.
Iiritasi ini secara bertahap menyebar ke struktur
tulang di sekitar gigi Anda. Dengan berjalannya waktu, mendapatkan kantong
lebih dalam dan lebih sulit dibersihkan, dan gusi dan tulang dapat menyusut..
Hal ini disebut periodontitis. Gusi menyusut dapat mengekspos beberapa akar
gigi Anda, membuat mereka goyah dan sensitif.. Apabila tidak diobati selama
beberapa tahun, gigi Anda mungkin akan jatuh, atau harus diambil oleh dokter
gigi.Ini jarang mungkin untuk membuat struktur tulang tumbuh kembali, sehingga
kantong periodontal tidak reversibel.
Gejala Penyakit Gusi :
Anda mungkin tidak tahu bahwa anda memiliki penyakit
gusi. Terkadang itu tidak menyakitkan dan beberapa orang dengan penyakit gusi
tidak memiliki gejala. Ini adalah salah satu alasan mengapa penting bahwa anda
mengikuti pemeriksaan rutin dengan dokter gigi Anda, sebagai dokter gigi Anda
akan dapat melihat tanda-tanda awal penyakit gusi. Biasanya tanda gingivitis
pertama adalah pendarahan dari gusi saat Anda menggosok gigi Anda.. gusi Anda
mungkin juga merah dan bengkak. Jika gingivitis telah berkembang menjadi
periodontitis, gigi Anda mungkin goyah dan Anda mungkin mendapatkan gusi abses
(pengumpulan nanah di bawah gusi). Jika Anda memiliki gejala-gejala tersebut,
penyakit gusi Anda mungkin sudah cukup maju. Anda akan melihat dokter gigi Anda
segera.
Penyebab Penyakit Gusi :
Penyakit gusi terjadi ketika plak terbentuk di sekitar
gigi yang tidak dibersihkan dengan sempurna.. Hal ini lebih cenderung terjadi
jika Anda menemukan kesulitan untuk membersihkan gigi dengan baik, misalnya
jika Anda memakai kawat gigi atau gigi palsu, atau penyimpangan dalam gigi Anda
bahwa Anda tidak dapat mencapai dengan sikat gigi.
Ada faktor lain yang dapat membuat Anda lebih
cenderung mendapatkan penyakit gusi. Ini termasuk:
- merokok
- diabetes
- perubahan hormonal, misalnya selama kehamilan
atau pubertas
Dalam semua kasus ini meskipun, penyebab utama
penyakit gusi adalah membangun plak.
Pencegahan Penyakit Gusi :
Mencegah penyakit gusi melibatkan mengendalikan jumlah
plak dan tartar yang terbentuk pada gigi Anda. Kunjungan Reguler ke dokter gigi
atau ahli kesehatan, menyikat gigi dan flossing gigi Anda dengan benar dan
berhenti merokok akan membantu untuk melakukan hal ini.
Dokter gigi atau ahli kesehatan dapat menunjukkan
kepada Anda cara yang benar untuk kuas, benang dan menggunakan sikat
antar-gigi. sikat gigi antar-digunakan untuk menghilangkan plak dan partikel
makanan dari sela gigi dan di bawah garis gusi. Ini adalah daerah yang sikat
gigi tidak dapat mencapai.
Bahkan menyeluruh menyikat gigi dan flossing tidak
dapat menghapus setiap jejak plak. Kebanyakan orang memiliki penyimpangan dalam
plak gigi mereka di mana bisa membangun di luar jangkauan dan mengeras menjadi
tartar. Hal ini hanya dapat dihapus oleh dokter gigi atau ahli kesehatan selama
scaling.
5.
Pembengkakan
Gigi (Abses Gigi)
Abses Gigi adalah suatu kondisi yang
dapat ditemukan pada gigi dimana infeksi dari bakteri menyebabkan jaringan gusi
menjadi rusak sehingga terbentuk pus pada gigi berlubang. Kondisi ini dapat
menyebabkan terjadinya sakit gigi yang berat, pembengkakan pada gusi atau
bahkan demam.
Abses adalah daerah jaringan yang terbentuk dimana
didalamnya terdapat nanah yang terbentuk sebagai usaha untuk melawan aktivitas
bakteri berbahaya yang menyebabkan infeksi. Istilah sederhananya, abses =
bisul. Sistem imun mengirimkan sel darah putih untuk melawan bakteri. Sehingga
nanah atau pus mengandung sel darah putih yang masih aktif atau sudah mati
serta enzim. Abses terbentuk jikalau tidak ada jalan keluar nanah/pus. Sehingga
nanah atau pus tadi terperangkap dalam jaringan dan terus membesar.
Abses dapat terbentuk pada seluruh bagian di dalam
tubuh. Khususnya di dalam mulut, dapat terbentuk di gusi, gigi, atau akarnya.
Bakteri dapat masuk dengan beberapa jalan :
- Melalui
luka trauma yang terbuka
- Melalui
lubang karies
- Melalui
poket atau gusi yang terbuka
Orang yang memiliki daya resistensi tubuh yang rendah,
memiliki resiko tinggi untuk menderita abses. Pada awalnya, penderita abses
mengalami sakit gigi yang bertambah parah. Sehingga saraf di dalam mulut juga
dapat terinfeksi. Jika absesnya tersembunyi di dalam gusi, maka gusi bisa
berwarna kemerahan. Untuk menterapinya, dokter gigi membuat jalan di permukaan
gusi agar pus bisa berjalan keluar. Dan ketika pus sudah mendapatkan jalan
keluar, kebanyakan rasa sakit yang diderita oleh pasien berkurang drastis. Jikalau
abses tidak di irigasi/drainasi dengan baik, hanya sekedar pecah. Maka infeksi
tadi akan menyebar ke bagian lain di mulut bahkan bias menyebar ke leher dan
kepala.
Gejala:
Gejala awal adalah pasien akan merasakan sakit yang berdenyut-denyut di daerah
yang terdapat abses. Lalu gigi akan menjadi lebih sensitif terhadap rangsang
panas dan dingin serta tekanan dan pengunyahan. Selanjutnya pasien akan
menderita demam, kelenjar limfe di bagian rahang bawah akan terasa lebih
menggumpal/sedikit mengeras dan terasa sakit jika diraba. Pasien juga merasa
sakit pada daerah sinus. Jika pus mendapat jalan keluar, atau dengan kata lain
bisulnya pecah, akan menimbulkan bau busuk dan rasa sedikit asin dalam mulut
anda.
Diagnosa:
Biasanya para dokter gigi dapat mendiagnosa adanya
abses dalam rongga mulut dengan memeriksanya secara langsung. Dokter gigi juga
dapat melakukan diagnosa pulpa, untuk mengetahui apakah gigi anda masih hidup
atau tidak. Dan untuk lebih memastikan, dokter gigi juga mengambil gambaran radiografi.
Penyembuhan:
- Dengan
melakukan incisi dan drainasi/irigasi pada daerah abses.
- Melakukan
perawatan saluran akar.
- Setelah
pengangkatan abses, berkumur dengan air yang telah dilaruti garam beberapa
kali dalam sehari.
- Anda
juga akan diberikan obat-obatan antibiotik.
- Untuk
lebih akurat, 6 bulan kemudian anda sebaiknya melakukan pemeriksaan
radiografi untuk melihat hasil perawatan sebelumnya.
Pencegahan:
Menjaga mulut anda agar tetap sehat dengan rutin
membersihkan, rajin check-up ke dokter gigi. Kalau gigi anda sakit segera
periksakan, karena sangat rentan berkembang menjadi abses. Kalau anda
mengkonsumsi obat-obatan tertentu, laporkan ke dokter gigi yang memeriksa Anda.
6.
Tumor pada Gigi
Studi
baru mengungkapkan, gigi yang tidak sehat dapat memicu timbulnya tumor gigi. Para penelitian dari Spanyol menemukan adanya tumor
gigi pada salah satu pasien. Pasalnya, tumor gigi menyerang empat gigi geraham
pasien wanita tersebut. Tumor gigi membuat pembesaran pada gigi sebesar 1,7
inci atau 44 milimeter. Para peneliti menganggap tumor ini tidak dapat
disepelekan karena menyerang sel germinal pada mulut. Alhasil, tidak hanya gigi
yang mengalami pembesaran, tetapi gusi, tulang, dan rahang di sekitar mulut
ikut membesar. Namun, para peneliti belum menemukan penyebab dari penyakit
tersebut.
Tumor gigi ini berawal dari
komplikasi peradangan pada gigi yang dibiarkan begitu saja. Jika hal ini
dibiarkan akan merembet pada bagian wajah lainnya. Agar terhindar dari penyakit tersebut,
menurutnya, menjaga kesehatan mulut dan gigi sangatlah penting. Kita harus
sesering mungkin menggosok gigi, terutama pagi dan malam hari. Selain itu,
untuk mengurangi peradangan yang timbul, kita dapat menggunakan mouthwash agar bakteri-bakter di
dalam mulut hilang.
Menurut beberapa sumber yang dipaparkan dalam
laporan Live Science,
penyakit tumor gigi sudah ada sejak zaman Kaisar Romawi Kuno. Penyakit ini
menderita tiga orang penting di masa itu, yaitu Vandal, Suevi, dan Alans.
Mereka dikuburkan dalam sebuah makan Tegulae di wilayah Romawi.
2) Cara Merawat
dan Menjaga Kesehatan Gigi
Cara merawat dan menjaga kesehatan gigi, yaitu sebagai
berikut:
- Menyikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah sarapan pagi dan sebelum
tidur). Lakukan
penyikatan gigi secara benar dan gerakan sikat melingkar dengan hati hati
di sela–sela gigi. Sikat gigi arah atas ke bawah dan sebaliknya arah bawah
ke atas.
- Mengunakan dental floss atau benang gigi (untuk celah-celah gigi).
- Hindari
makanan terlalu panas,dingin dan asam, ngemil dan menggigit makanan yang
terlalu keras.
- Hindari
kebiasaan merokok, karena racun nikotin merusak lapisan gigi.
- Bila
menggunakan gigi palsu yang bisa dilepas lakukan perawatan dengan disikat
bersih dan di rendam dengan cairan obat kumur agar tidak tumbuh jamur atau
bakteri.
- Kumur-kumur dengan yodium (betadin).
- Melakukan pemeriksaan berkala ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
- Hindari
kebiasaan menusuk lubang pada gigi, terlebih dengan alat yang tidak
bersih. Bila terdapat lubang, lakukan perawatan gigi ke dokter.
Berikut Tips Merawat Kesehatan
Gigi :
- Lakukan dengan cara yang benar, pilihlah sikat gigi yang lembut dan
rapat. Kemudian sikatlah gigi dengan benar, sikat dari gusi ke gigi dengan
berulang dan jangan terlalu keras.
- Disiplin. Rajin menyikat dengan
cara yang benar dan pada waktu yang tepat setidaknya dua kali yaitu pagi
hari setelah sarapan dan sebelum tidur di malam hari. Batasi mengkonsumsi
makanan manis, makanan yang manis dan lengket mudah melekat pada gigi jika
tidak segera dibersihkan, dan akan membentuk plak dan akhirnya akan
menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
menyikat gigi langsung setelah mengkonsumsi makanan ini.
- Pilihlah pasta gigi dengan
bahan alami dan kombinasi ilmiah, pemilihan pasta gigi yang tepat juga
membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasta gigi yang mengandung
kombinasi dari bahan-bahan alami (jus lemon, garam, dan daun sirih) untuk
merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami dan ilmiah (kalsium dan
fluoride) sebagai perlindungan maksimal pada gigi supaya tidak mudah
berlubang.
- Gunakan Alat sanitasi sikat
gigi yang menggunakan sinar UV untuk mensterilkan sikat gigi Anda dari
kuman, bakteri dan virus yang berbahaya bagi tubuh. Anda dapat
mendapatkannya di klinik gigi Escalade Dental Care Specialist.
- Periksa gigi secara teratur ke
dokter gigi.
Ada pula Langkah-Langkah Menjaga Kesehatan Gigi Anak :
Kesehatan gigi anak perlu dipantau
sejak dini untuk memastikan bahwa ia memiliki gigi yang sehat.Sama seperti
orang dewasa, bau mulut pada balita atau anak dapat disebabkan oleh faktor yang
berbeda. Ini mungkin karena kebersihan mulut yang buruk, penumpukan tartar dan
rongga, dehidrasi, atau infeksi tenggorokan.menghisap dan penggunaan dot juga
dapat menyebabkan bau mulut pada anak. Untuk mengatasi masalah ini, akan lebih
baik untuk melakukan beberapa tips dalam mencegah bau napas yang tidak sedap
pada anak.
§
Pastikan gigi dan mulut
anak Anda dibersihkan secara teratur, mulai dari mengajar mereka yang tepat
menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi dengan bulu lembut dan pasta gigi
anak-anak. Kemudian periksa apakah anak Anda melakukannya dengan benar dan
menunjukkan daerah di mana ia harus sikat secara menyeluruh.
§
Batasi asupan gula anak
Anda untuk menurunkan kemungkinan kerusakan gigi. Jangan biarkan botol susu
diisi dengan susu atau jus sehingga nantinya sisa-sisa asupan akan terjebak
dalam mulut dan gigi mereka, padahal mereka sedang tidur. Gula yang terkandung
dalam minuman ini juga akan membantu terjadinya pembusukan di dalam gigi.
§
Mengunjungi dokter gigi
setiap 6 bulan sekali. Banyak orang berpikir bahwa kunjungan ke dokter gigi
tidak perlu ketika anak-anak mereka masih muda. Anda dapat mendorong mereka
untuk pergi bersama-sama dan Anda dapat menjelaskan kepada mereka pentingnya
gigi bersih.
§
Sebisa mungkin menyarankan
anak-anak untuk tidak makan permen secara berlebihan, mengkonsumsi coklat, buah
jeruk, dan gula. Makanan ini dapat merusak gigi jika dikonsumsi dalam jumlah
besar.
§
Hindari untuk obat anak
juga. Beberapa obat yang mengandung gula jika dibiarkan bisa meneybabkan
kerusakan gigi.
3) Keuntungan
Bergigi Sehat
Kita pasti sering mendengar anjuran untuk memelihara gigi dengan baik,
mulai dari menyikat gigi minimal dua kali sehari hingga memeriksakan gigi ke
dokter setiap 6 bulan sekali. Itu semua bertujuan untuk menciptakan gigi yang
sehat. Gigi merupakan salah satu garda depan terpenting yang dimiliki tubuh
kita, karena semua yang masuk ke dalam usus praktis melewati gigi kita. Itu
sebabnya gigi sehat dapat menurunkan risiko mengalami suatu kondisi yang parah.
Berikut adalah beberapa keuntungan lain memiliki gigi yang sehat :
1.
Jantung sehat
Sebuah
studi yang diterbitkan the American Heart Association Journal
Circulation menemukan, orang yang memiliki jumlah bakteri (yang menyebabkan
infeksi pada gusi) tinggi, juga mengalami risiko aterosklerosis (pengerasan
pembuluh darah). Hal ini karena suatu penyakit tertentu yang menyebabkan
bakteri di dalam mulut dapat memasuki aliran darah melalui gusi dan menempel
pada plak yang berlemak, sehingga timbul penyumbatan yang dapat menyebabkan
sakit jantung dan stroke.
2. Membantu menjaga kestabilan kadar gula
darah
Penting bagi para penderita diabetes untuk
menjaga kesehatan giginya. Pasalnya, penderita diabetes dapat mengalami
penyakit periodontal, dimana penyakit tesebut memilki efek merugikan pada kadar
gula seseorang menuju kondisi berbahaya.
3. Mencegah timbulnya
gangguan pencernaan
Gigi mempunyai peran dalam proses fisik
ketika mencerna makanan di dalam mulut, dibantu dengan enzim yang
berperansebagai proses kimianya. Mereka bekerja sama menghancurkan makanan,
sehingga mudah dicerna oleh usus. Setiap masalah dalam proses ini dapat
menyebabkan kegagalan usus, iritasi usus, dan gangguan pencernaan lainnya.
4. Melindungi memori
Menurut laporan pada the Journal of
Neurology, Neurosurgery & Psychiatry, orang dewasa dengan radang gusi
(bengkak, gusi berdarah) cenderung menperoleh hasil buruk dalam tes memori dan
kemampuan kognitif dibandingkan dengan rekan-rekan mereka.
5. Meningkatkan rasa percaya diri
Hal yang pertama diingat dari sesorang
adalah ketka orang tersebut tersenyum. Akan tetapi sangat sulit bagi orang
tersebut untuk tampil dengan baik, jika gigi-nya berubah warna atau bernoda.
Tampil dengan gigi cemerlang dapat menimbulkan perasaan yang mneyenangkan,
sehingga meningkatkan kepercayaan diri, citra diri, dan harga diri.
v Tambahan
Wawasan tentang Penyakit Gigi
Sebagai tambahan wawasan tentang penyakit
gigi, agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap penyakit gigi dan senantiasa
selalu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Beberapa tambahan pengetahuan tersebut
diantaranya adalah :
ü Pengaruh Aksesoris terhadap Kesehatan Gigi, Contohnya
Pemakaian Kawat Gigi (braket):
Apabila tidak menjaga kebersihan mulut (oral hygene) akan menyebabkan karies
gigi (lubang pada gigi), karena susah dibersihkan sisa makanan sehingga sisa
makanan menumpuk kemudian menyebabkan gigi berlubang. Selanjutnya juga akan
menyebabkan gingivitis (radang gusi) karena penumpukan sisa makanan pada daerah
celah antar gigi. Untuk pencegahan diberlakukan untuk selalu menjaga kebersihan
gigi dan mulut, kontrol berkala, dan kumur larutan flouride.
ü Jadwal Menggosok Gigi yang Baik adalah :
Frekuensi menyikat gigi yang baik
minimal 2 kali sehari, dengan waktu yang tepat untuk menyikat gigi adalah pada
saat pagi setelah sarapan, dan sebelum tidur malam. Dalam waktu 4 jam, bakteri
mulai bercampur dengan makanan dan membentuk plak gigi. Menyikat gigi setelah
makan bertujuan
untuk menghambat proses ini. Lebih baik lagi, jika anda menambah waktu menyikat
gigi anda setelah makan siang, atau minimal berkumur air putih setiap habis
makan.
ü Malas Sikat Gigi dapat Memicu Penyakit Kanker :
Jangan pernah menganggap remeh
kebersihan gigi dan mulut. Baru-baru ini, para ilmuwan di Swedia menemukan
bahwa peningkatan plak pada gigi telah dikaitkan dengan risiko kematian dini
akibat kanker. Penelitian ini merupakan sebuah studi observasional yang dipublikasikan
secara online dalam British Medical Journal Open,
melibatkan 1.390 orang antara tahun 1985 dan 2009. Pada awal penelitian,
seluruh partisipan ditanyai terkait faktor-faktor kemungkinan akan peningkatan
resiko kanker, termasuk menialai kebersiahan mulut mereka.
Setelah kurun waktu 24 tahun, 58 pasien
meninggal dan 35 diantaranya akibat kanker. Mereka yang meninggal secara
signifikan memiliki jumlah plak giig jauh lebih banyak. Indeks gigi pada
partisipan yang telah meninggal lebih tinggi dari pada mereka yang masih hidup. Peneliti mencatat,
partisipan yang meninggal memiliki indeks skor antara 0,84 sampai 0,91 yang
menunjukkan bahwa daerah gusi pada gigi ditutupi plak, sedangkan mereka yang
masih hidup memiliki skor lebih rendah yakni antara 0,66-0,67 yang menunjukkan
cakupan plak hanay sebagian saja. Rata-rata usia kematian adalah 61 tahun pada
perempuan dn 60 tahun pada laki-laki. Peneliti mengira, para perempuan
seharusnya dapat hidup sekitar 13 tahun lebih lama, dan laki-laki 8,5 tahun lebih
lama, sehingga kematian mereka bisa dianggap prematur, kata para peneliti. "Berdasarkan temuan
ini, tingginya muatan bakteri pada permukaan gigi dan gingiva selama waktu yang
berkepanjangan mungkin memainkan peran dalam karsinogenesis," kata
peneliti.
Namun, penulis mengingatkan bahwa penemuan mereka tidak membuktikan bahwa
penyebab plak gigi sebagai penyebab kanker. “Hipotesis penelitian ini melihat
burukknya kebersihan mulut dan gigi, sebagaimana tercermin dalam jumlah plak
gigi, dikaitkan dengan meningkatnya kematian akibat kenker”, jelasnya.
“Penelitian lebih lanjut diperlukan
untuk menentukan apakah ada faktor kausal dalam hubungan yang diamati,”ucap
peneliti.
Plak gigi menandakan buruknya kebersihan mulut dan merupakan sumber potensi
infeksi, yang juga punya hubungan dengan masalah kesehatan sistemik.
III.
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Ada hubungan antara penyakit gigi
dengan gejala awal penyakit yang berbahaya pada manusia. Oleh karena itu,
diperlukan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk mewujudkan hidup sehat,
termasuk kesehatan gigi dan mulut bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
III.2. Saran
Alangkah
baiknya menanamkan pentingnya kesehatan gigi sejak dini kepada anak, beserta
cara perawatan dan pemeliharaannya agar nantinya bisa terhidar dari berbagai
penyakit tersebut.
Daftar Pustaka
Ircham. 1993. Penyakit-penyakit Gigi Dan Mulut Pencegahan
Dan Perawatannya. Cetakan
kesatu. Yogyakarta : Liberty
Oleh: Huswatul Hasanah