
Perkembangan Ilmu Bahasa
Ilmu bahasa yang dipelajari saat ini bermula dari penelitian
tentang bahasa sejak zaman Yunani (abad 6 SM). Secara garis besar studi tentang
bahasa dapat dibedakan antara (1) tata bahasa tradisional dan (2) linguistik
modern.
Tata bahasa Tradisional
Istilah Tradisional dalam ilmu linguistik sering dipertentangkan
dengan istilah struktural, sehingga dalam pendidikan formalada istilah tata
bahas tradisional dan tata bahasa struktural. Kedua jenis tata bahasa ini
banyak dibicarakan orang sebagai dua hal yang dipertentangkan, sebagai
akibat dari pendekatan keduanya yang tidak sama terhadap hakikat bahasa.
Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan
semantik; sedangkan tata bahasa struktural berdasarkan struktur atau ciri-ciri
formal yang ada dalam bahasa tertentu. Dalam kata kerja, misalnya, tata bahasa
tradisional mengatakan kata kerja adalah kata yanag menyatakan tindakan atau
kejadian, sedangkan tata bahasa struktural menyatakan kata kerja adalah kata
yang dapat berdistribusi dengan frase ‘dengan…..” bagaimana terbentuknya tata
bahas tradisional yang telah melalui masa yang sangata panjang akan di
bicarakan berikut ini, mulai zaman yunani sampai menjelang munculnya linguistik
modern di sekitar akhir abad 19.
Linguistik zaman yunani
Study bahasa pada zaman yunani mempunya sejarah yang sangat
panjang lebih kurang abad ke 5 S.M. sampai lebih kurang abad 2 M. jadi lebih
kurang 600tahun. Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan para
linguis pada waktu itu adalah 1. Pertentangan antara fisis dan nomos, dan 2.
Pertentangan antara analogi dan anomali.
Para filsuf yunani mempertanyakan, apakah bahas itu bersifat
alami(fisis) atau bersifat konvensi ( nomos). Bersifat alami atau fisis
maksudnya adalah bahasa mempunyai hubungan asal-usul, sumber dalam
prinsip-prinsip abadi atau tidak dapat diganti di luar manusia itu sendiri.
Oleh karena itu tidak dapat ditolak. Dalam bidang smantik, kaum yang menganut
paham ini adal kaum naturalis, berpendapat bahwa setiap kata memiliki hubungan
benda yang ditunjukkan. Atu dengan kata lan, setiap katamemilikimakna secara
alami. Misalnya kata-kata onomatope, atau kata-kata yang terbentuk berdasarkan
peniruan bunyi. Sebaliknya kelompok kaum konvensional berpendapat bahwa bahasa
bersifat konvensi. Artinya, makna kata itu diperoleh dari hasil tradisi atau
kebiasaan yang mempunyai kemungkinan bisa berubah.
Pertentangan analogi dan
anomali menyangkut masalah bahasa itu sesuatu yang teratur atau tidak teratur.
Kaum analogi, antara lain Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa bahasa itu
bersifat teratur. Karena adanya keteraturan itulah orang dapat menyusun tata
bahasa. Sebaliknya, kelompok anomali berpandapat bahwa bahasa itu tidak
teratur. Jika bahasa itu taratur, mengapa bentuk jamak bahasa inggris child menjadi childrenbukannya childs;
mengapa bentuk past tense dari write menjadi wrote,
dan bukannyawrited?
Dari keterangan di atas tampak bahwa kaum anomali sejalan dengan
kaum naturalis, dan kaum analogi dengan kaum konvensional.
Dari studi bahasa pada zaman Yunani ini kita mengenal nama
beberapa kaum atau tokoh yang mempunyai peranan besar dalam studi bahasa ini,
seperti :
§
Kaum Sophis
Kaum ini muncul pada abad ke-5 SM. Mereka dikenal dalam studi
bahasa antara lain, karena;
1. Mereka melakukan kerja secara empiris
2. Mereka melakukan kerja secara pasti dengan
menggunakan ukuran tertentu.
3. Mereka sangat mementingkan bidang retroika dalam
studi bahasa.
4. Mereka membedakan tipe kalimat berdasarkan isi
dan makna.
Salah satu tokoh Sophis adalah Protagoras, mebagi kalimat
menjadi kalimat narasi, kalimat tanya, kalimat jawab, kalimat perintah, kalimat
laporan, doa, dan undangan. Tokoh lainnya, Georgias, membicarakan gaya bahasa
seperti yang kita kenal sekarang.
§
Plato
Plato berpendapat
bahwa bahasa adalah physei atau mirip realitas;
sedangkan Aristoteles mempunyai pendapat sebaliknya yaitu bahwa bahasa adalah thesei atau
tidak mirip realitas kecuali onomatope dan lambang bunyi (sound
symbolism). Pandangan Plato bahwa bahasa mirip dengan
realitas atau non-arbitrer diikuti oleh kaum naturalis; pandangan Aristoteles
bahwa bahasa tidak mirip dengan realitas atau arbitrer diikuti oleh kaum
konvensionalis. Perbedaan pendapat ini juga merambah ke masalah keteraturan(regular) atau ketidakteraturan (irregular) dalam
bahasa. Kelompok penganut pendapat adanya keteraturan bahasa adalah kaum
analogis yang pandangannya tidak berbeda dengan kaum naturalis; sedangkan kaum
anomalis yang berpendapat adanya ketidakteraturan dalam bahasa mewarisi pandangan
kaum konvensionalis. Pandangan kaum anomalis mempengaruhi pengikut aliran
Stoic. Kaum Stoic lebih tertarik pada masalah asal mula bahasa secara
filosofis. Mereka membedakan adanya empat jenis kelas kata, yakni nomina,
verba, konjungsi dan artikel.Aristoteles (384 – 322 SM)
Dia adalah salah satu murid Plato. Dalam studi bahasa dia
terkenal karena:
Dia menambahkan satu
kelas kata lagi atas pembagian yang di buat gurunya, Plato, yaitusyndesmoi.
Jadi menurutnya ada kelas kata, yaitu onoma, rhema, dan syndesmoi. Yang
dimaksud dengan syndesmoi adalah kata yang lebih banyak bertugas dalam hubungan
sintaksis. Jadi, syndesmoi itu sama dengan kelas preposisi dan konjugasi yang
kita kenal sekarang.Dia membedakan jenis kelamin kata (gender) menjadi tiga,
yaitu, maskulin feminin, dan neutrum.
Hal yang perlu diketahui adalah bahwa Aristoteles selalu
bertolak dari logika. Dia memberikan pengertian, definisi, konsep, makna,
selalu berdasarkan logika.
§
Kaum Stoik
Kaum ini adalah kelompok ahli filsafat yang berkembang
pada permulaan abad ke- 4. Dalam studi bahasa kaum Stoik terkenal karena:
1. Mereka membedakan studi bahasa secara logika dan
studi bahasa secara tata bahasa.
2. Mereka menciptakan istilah-istilah khusus untuk
studi bahasa.
3. Mereka membedakan tiga komponen utama dalam studi
bahasa, yaitu
1. (1) tanda, sibol, sign, dan semainon; (2) makna, apa
yang disebut , semainonem, atau lekton; (3) hal-hal diluar bahasa yakni benda
atau situasi.
4. Mereka
membedakan legein, yaitu bunyi yang merupakan bagian dari fonologi
tetapi tidak bermakna, dan properetal, yaitu ucapan bunyi ytang
mengandung makna.
5. Mereka membagi jenis kata menjadi empat, yaitu
kata benda, kata kerja, syndesmoi, dan arthoron, yaitu kata-kata yang
menyatakan jenis kelamin dan jumlah.
6. Mereka membedakan adanya kata kerja komplet dan
kata kerja tak komplet, serta kata kerja aktif dan pasif.
Dari uraian di atas tampak bahwa yang telah dihasilkan oleh kaum
Stoik lebih jauh daripada yang dihasilkan oleh atau pada masa Aristoteles.
§
Kaum Alexandrian
Kaum ini menganut paham
analogi dalam studi bahasa. Oleh karena itulah dari mereka kita mewarisi sebuah
buku tata bahasa yang disebut Tata Bahasa Dionysius Thax. Buku
ini lahir lebih kurang tahun 100 SM dan diterjemahkan kedqalam bahasa latin
oleh Remmius Palaemon pada permulaan abad pertama masehi dengan judul Ars
Grammatika. Buku inulah yang kemudian dijadikan model dalam penyusunan buku
tata bahasa Eropa lainnya.
Sejaman dengan sarjana-
sarjana Yunani di atas, di India pada tahun 400 SM. Panini, seorang sarjana
hindu, telah menyusun kurang lebih 4000 pemerian tentang struktur bahasa
sansekerta dengan prinsip-prinsip dan gagasan yang masih dipakai dalam
linguistik modern. Leonard Bloomfield (1887 – 1949), seorang tokoh linguis
struktural Amerika, menyebut Panini sebagai one of the greatest
monuments of human intelligence karena buku tata bahasa Panini, yaitu Astdhyasi merupakan
deskripsi lengkap dari bahasa sansekerta yang pertama kali ada.
§
Varro dan “De Lingua Latina”
Varro adalah tokoh pada
zaman Romawi kuno. Karyanya adalah De Lingua Latina dan
Priscia dengan karyanya Institutiones Grammaticae.
Dalam bukunya De
Lingua, Varro masih juga memperdebatkan masalah anomali dan analogi seperti
zaman Stoik di Yunani. Buku ini di bagi dalam bidang-bidang etimologi,
morfologi, dan sintaksis. Apa yang dibicarakan dalam bukunya itu mengenai
bidang-bidang tersebut dibicarakan secara sangat singkat.
a. Etimologi, adalah cabang
ilmu linguistik yang menyelidiki asal usul kata beserta artinya. Dalam bidang
ini Varro mencatat adanya perubahan bunyi yang terjadi dari zaman ke zaman, dan
perubahan makna kata. Kelemahan Varro dalam bidang ini adalah dia menganggap
kata-kata Latin dan Yunani yang berbentuk sama adalah pinjaman langsung.
Padahal banyak dari kata Latin dan Yunaniyang harus direkonstruksikan kembali
kepada satu bahasa purba atau bahasa proto yang lebih tua.
1. Morfologi,
adalah cabang linguistik yang mempelajari kata dan kata dan pembentukannya.
Menurut Varro, kata adalah bagian dari ucapan yang tidak dapat dipisahkan
lagi,dan merupakan bentuk minimum. Menurut Varro, dalam bahasa latin ada
kata-kata yang terjadi decara analogi, dan ada juga yang terjadi secara
anomali.
2. Sintaksis,
bidang inimembicarakan hal yang disebut oratio, yaitu tata susun
kata yang berselaras dan menunjukan kalimat itu selesai
Dalam menyusun kata-kata varro membagi kelas kata dalam empat
bagian, yaitu :
- Kata
benda termasuk kata sifat, yakni kata yang berinfleksi kasus
- Kata
kerja, yaknikata yang membuat pernyataan, yang berinfleksi “tense”
-
Partisipel yakni kata yang menghubungkan (dalam sintaksis kata benda dan kata
keja), kata yang berinfleksi kasus dan “tense”
-
Adverbium yakni kata yang mendukung (anggota bawahan dari kata kerja), yang
tidak berinfleksi.
Kategori katadibedakan atas tense, time dan aspect serta aktif
dan pasif, perhatikan bagan berikut
|
time
|
past
|
present
|
Futurun
|
|
|
aktif
|
Aspek
Tak komplet komplet
|
Discembam
didiceram
|
Disco
didici
|
Discam
Didicero
|
|
pasif
|
Tak
komplet
komplet
|
Amabar
amatuseram
|
amor
amatussum
|
Amabor
Amatuser
|
Zaman
Pertengahan
Studi bahasa pada zaman
ini di Eropa mendapat perhatian penuh, terutama oleh para filsuf skolastik, dan
bahasa latin menjadi lingua franca, karena dipakai sebagai bahasa
gereja, bahasa diplomasi, dan bahasa ilmu pengetahuan. Yang patut dibicarakan
dalam studi bahasa pada zaman ini antara lain adalah peranan
§
Kaum Modistae, Tata Bahasa Skulativa, dan Petrus
Hispamus.
a. Kaum
Modistae masih membicarakan pertentengan antara fisis dan nomos,
analogi dan anomali. Kaum ini menerima konsep analogi karena menurut
merekabahasa itu bersifat reguler dan universal. Mereka juga memperhatikan
aspek semantiksebagai dasar penyebutan definisi-definisi bentuk bahasa, mereka
juga mencari sumber makna. Maka, berkembanglah bidang etimologi pada zaman ini.
b. Tata
Bahasa SpekulativaI, merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal
bahasa latin kedalam filsafat skolastik. Menurut Tata Bahasa Spekulativa, kata
tidak secara langsung mewakili alam dari segala benda yang ditunjuk. Kata hanya
mewakili hal adanya benda itu dalam pelbagai cara, modus, substansi, aksi,
kualitas
c. Petrus
Hispanus. Beliau pernah menjadi Paus pada tahun 1276 – 1277, dengan
gelarPaus Johannes XXI. Bukunya berjudul Summulae Logicales.
Peranannya dalam bidang linguistik adalah:
1. Dia telah memasukan psikologi dalam analisis
makna bahasa. Dia juga membedakan antara signifikasi utama dan konsignifikasi,
yaitu pembedaan pengertian yang dikandung pada bentuk akar dan pengertian yang
dikandung oleh imbuhan.
2. Dia telah membedakan nomen atas dua macam, yaitu
nomen Substantivum dan Adjectivum
3. Dia juga
telah membedakan Partes Orationes atas categorematic danSyntategorematic.
Categorematic adalah semua bentuk yang dapat menjadi subjek atau
predikat. Sedangkan Syntategorematic adalah semua bentuk tutur lainnya.
Linguistik
Strukturalis
Jika linguistik tradisional selalu menerapkan pola-pola tata
bahasa Yunani dan latin dalam mendeskripsikan suatu bahasa, maka linguistik
strukturalis tidak demikian. Linguistik struturalis berusaha mendeskripsikan
suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu.
Pandangan ini adalah sebagai akibat dari konsep-konsep atau
pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa yang dikemukakan oleh
Bapak Linguistik Modern, Ferdinand de Saussure.
§
Ferdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure
(1857 – 1913) dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern berdasarkan pandangan
yang dimuat dalam bukunya Course de Linguistique Generale.Pandangan
yang dimuat dalam buku tersebut mengenai konsep (1) telaah sinkronik dan
diakronik, (2) perbadaan parole dan langue (3) perbedaan signifiant dan
signifie, (4) hubungan sintagmatik dan paragdimatik, banyak berpengaruh dalam
perkembangan linguistik di kemudian hari
§
Aliran Glosemantik
Aliran inilahir di Denmark. Tokohnya antara lain adalah, Loise
Hjemslev (1899 – 1965), yang meneruskan ajaran Ferdinad de Saussure. Namanya
menjadi terkenal karena usahanyauntuk membuat ilmu bahasa menjadi ilmu yang
berdiri sendiri, bebas dari ilmu lain, dengan peralatan, metodologis, dan
terminologis sendiri.
Sejalan dengan pendapat
de Saussure, Hjemslev menganggap bahasa itu mengandung dua segi, yaitu segi ekspresi dan
segi isi. Masing-masing segi mengandung forma dan substansi, sehingga diperoleh forma
ekspresi, substansi ekspresi, forma isi dan substansi isi.Pembedaan
forma dari substansi berlaku untuk semua hal yang ditelaah secara ilmiah.
Sedangkan pembedaan ekspresi dari isi hanya berlaku sebagai telaah bahasa saja.
§
Aliran Firthian
John R. Firth (1890 – 1960) guru besar pada Universitas London
sangat terkenal karena teorinya mengenai fonologi prosodi. Karena itulah,
aliran yang dikembangkannya ini disebut Aliran Prosodi. Fonologi Prosodi adalah
suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis. Fonologi Prosodi terdiri
dari stuan-satuan fonematis dan satuan prosodi. Satuan fonematis berupa
unsur-unsur segmental, yaitu konsonan dan vocal, sedangkan satuan prosodi
berupa ciri atau sifat struktur yang lebih panjang daripada suatu segmen
tunggal. Ada tiga macam Prosodi, yaitu; (1) Prosodi yang menyangkut gabungan
fonem: struktur kata, struktur suku kata, gabungan konsonan, dan gabungan
vocal. (2) prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda; (3) prosodi yang
realisasi fonetisnya melampaui satuan yang lebih besardaripada fonem
suprasegmental. Firth berpandapat bahwa, telaah bahasa harus memperhatikan
komponen sosiologis. Tiap tutur kata harus dikaji dalam konteks situasinya,
yaitu orang-orang yang berperan dalam masyarakat, kata-kata yang mereka
ungkapkan, dan hal-hal lain yang berhubungan.
§
Linguistik Sistemik
Nama aliran linguistik
sistemik tidak dapat dilepaskandari nama M.A.K Halliday, yaitu salah seorang
murid Firth yang mengembangkan teori Firth mengenai bahasa, khususnya yang
berkaitan dengan segi kemasyarakatan bahasa. Sebagai enerus Firth, maka teori
yang dikembangkan oleh Halliday dikenal dengan Neo-Firthian Linguistic atau Scale
Category Linguistic. Pandangan beliau tentang systemic linguistics(SL) adalah :
Pertama, SL memberikan perhatian penuh pada segi kemasyarakatan
bahasa, terutama mengenai fungsi kemasyarakatan bahasa dan bagaimana fungsi
kemasyarakatan itu terlaksana dalam bahasa.
Kedua, SL memandang bahasa sebagai “pelakasana”. SL mengakui
pentingnya perbedaan langue dari parole(seperti yang dikemukakan Ferdinand de
Saussure). Parole merupakan perilaku kebahasaan yang sebenarnya, sedangkan
langue adalah jajaran pikiran yang dapat dipilih oleh seorang penutur bahasa.
Ketiga, SL lebih mengutamakan pemerian ciri-ciri bahasa tertentu
beserta variasi-variasinya, tidak atau kurang tertarik pada semestaan bahasa.
Keempat, SL mengenal adanya gradasi atau kontinum. Batas
butir-butir bahasa seringkali tidak jelas. Misalnya saja bentuk yang gramatika
dan yang tidak gramatikal.
§
Leonard Bloomfield dan Strukturalis America
Nama Bloomfield (1877 –
1949) jadi sangat terkenal karena bukunya yang berjudulLanguage, terbit
pertama kali tahun 1933, selalu dikaitkan dengan aliran struktural Amerika.
Istilah struktural sebenarnya dapat dikenakan kepada semua aliran linguistik,
sebab semua aliran linguistik pasti berusaha menjelaskan seluk beluk bahasa
berdasarkan strukturnya.
Ada beberapa faktor yang
menyebabkan berkembangnya aliran ini, salah satunya adalah; pada masa itu para
ahli linguistik di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali
bahasa Indian di Amerika yang belum diperikan. Faktor lain adalah, karena
Bloomfield bersikap menolak mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang
berkembang pada masa itu di Amerika yaitu filsafat behaviorisme.
Satu hal yang menarik dan merupakan ciri aliran struturalis
Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat menekankan pentingnya data
yang objektif untuk memerikan suatu bahasa, dan pendekatannya bersifat
Empirik.Aliran Bloomfield disebut aliran Taksonomi, karena bermula dari gagasan
Bloomfield sendiri. Disebut aliran Taksonomi karena aliran ini menganalisis kalimat.
§
Tata bahasa Transformasi
Dapat dikatakan tata
bahasa transformasi lahir dengan terbitnya buku Noam Chomsky yang berjudul Syntatic
Struture pada tahun 1957, yang kemudian dikembangkan karena adanya
kritik dan saran dari berbagai pihak. Nama yang dikembangkan untuk model tata
bahasa yang dikembangkan olek Chomsky adalah Transformational Generative
Grammar. Menurut Chomsky salah satu tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk
menyusun tata bahasa dari bahasa tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai kumpulan
kalimat yang terdiri dari deretan bunyi yang mempunyai makna. Maka, tugas tata
bahasa haruslah dapat menggambarkan hubungan bunyi dan arti dalam bentuk
kaidah-kaidah yangtepat dan jelas. Menurut Chomsky, adalah merupakan teori dari
bahasa itu sendiri dan tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat, yaitu :
ertama, kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat
diterima oleh pemakai bahasa tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan
tidak dibuat-buat.
Kedua, tata bahasa
tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga satuan atau istilah yang
digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan semuanya ini
harus sejajar dengan teori lingustik itu sendiri. Sejalan dengan konsep langue danparole dari
de Saussure, maka Chomsky membedakan adanya kemampuan (competence)dan
perbuatan bahasa (performance). Kemampuan adalah pengetahuan yang
dimiliki pemakai bahasa mengenai bahasanya sedangkan perbuatan berbahasa adalah
pemakaian bahasa itu sendiri dalam keadaan yang sebenarnya.
Linguistik Modern
Linguistik Abad 19
Pada abad 19 bahasa Latin
sudah tidak digunakan lagi dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam
pemerintahan atau pendidikan. Objek penelitian adalah bahasa-bahasa
yang dianggap mempunyai hubungan kekerabatan atau berasal dari satu induk
bahasa. Bahasa-bahasa dikelompokkan ke dalam keluarga bahasa atas dasar
kemiripan fonologis dan morfologis. Dengan demikian dapat diperkirakan
apakah bahasa-bahasa tertentu berasal dari bahasa moyang yang sama atau berasal
dari bahasa proto yang sama sehingga secara genetis terdapat hubungan
kekerabatan di antaranya. Bahasa-bahasa Roman, misalnya secara genetis dapat
ditelusuri berasal dari bahasa Latin yang menurunkan bahasa Perancis, Spanyol,
dan Italia.
Untuk mengetahui hubungan genetis di antara bahasa-bahasa
dilakukan metode komparatif. Antara tahun 1820-1870 para ahli linguistik
berhasil membangun hubungan sistematis di antara bahasa-bahasa Roman
berdasarkan struktur fonologis dan morfologisnya. Pada tahun 1870 itu para ahli
bahasa dari kelompok Junggramatiker atau Neogrammarian berhasil menemukan cara
untuk mengetahui hubungan kekerabatan antarbahasa berdasarkan metode
komparatif.
Beberapa rumpun bahasa yang berhasil direkonstruksikan sampai
dewasa ini antara lain:
1. Rumpun
Indo-Eropa: bahasa Jerman, Indo-Iran, Armenia, Baltik, Slavis, Roman, Keltik,
Gaulis.
2. Rumpun
Semito-Hamit: bahasa Arab, Ibrani, Etiopia.
3. Rumpun
Chari-Nil; bahasa Bantu, Khoisan.
4. Rumpun
Dravida: bahasa Telugu, Tamil, Kanari, Malayalam.
5. Rumpun
Austronesia atau Melayu-Polinesia: bahasa Melayu, Melanesia, Polinesia.
6. Rumpun
Austro-Asiatik: bahasa Mon-Khmer, Palaung, Munda, Annam.
7. Rumpun
Finno-Ugris: bahasa Ungar (Magyar), Samoyid.
8. Rumpun Altai:
bahasa Turki, Mongol, Manchu, Jepang, Korea.
9. Rumpun
Paleo-Asiatis: bahasa-bahasa di Siberia.
10. Rumpun
Sino-Tibet: bahasa Cina, Thai, Tibeto-Burma.
11. Rumpun
Kaukasus: bahasa Kaukasus Utara, Kaukasus Selatan.
12. Bahasa-bahasa
Indian: bahasa Eskimo, Maya Sioux, Hokan
13. Bahasa-bahasa
lain seperti bahasa di Papua, Australia dan Kadai.
Ciri linguistik abad 19 sebagai berikut:
1)
Penelitian bahasa dilakukan terhadap bahasa-bahasa di Eropa, baik bahasa-bahasa
Roman maupun nonRoman.
2)
Bidang utama penelitian adalah linguistik historis komparatif. Yang diteliti
adalah hubungan kekerabatan dari bahasa-bahasa di Eropa untuk mengetahui
bahasa-bahasa mana yang berasal dari induk yang sama. Dalam metode komparatif
itu diteliti perubahan bunyi kata-kata dari bahasa yang dianggap sebagai induk
kepada bahasa yang dianggap sebagai keturunannya. Misalnya perubahan bunyi apa
yang terjadi dari kata barang, yang dalam bahasa Latin
berbunyi causa menjadi chose dalam bahasa
Perancis, dan cosa dalam bahasa Italia dan Spanyol.
3)
Pendekatan bersifat atomistis. Unsur bahasa yang diteliti tidak dihubungkan
dengan unsur lainnya, misalnya penelitian tentang kata tidak dihubungkan dengan
frase atau kalimat.
Linguistik Abad 20
Pada abad 20 penelitian bahasa tidak ditujukan kepada
bahasa-bahasa Eropa saja, tetapi juga kepada bahasa-bahasa yang ada di dunia
seperti di Amerika (bahasa-bahasa Indian), Afrika (bahasa-bahasa Afrika) dan
Asia (bahasa-bahasa Papua dan bahasa banyak negara di Asia). Ciri-cirinya:
1) Penelitian meluas ke
bahasa-bahasa di Amerika, Afrika, dan Asia.
2) Pendekatan dalam meneliti
bersifat strukturalistis, pada akhir abad 20 penelitian yang bersifat
fungsionalis juga cukup menonjol.
3) Tata bahasa merupakan bagian
ilmu dengan pembidangan yang semakin rumit. Secara garis besar dapat dibedakan
atas mikrolinguistik, makro linguistik, dan sejarah linguistik.
4) Penelitian teoretis sangat
berkembang.
5) Otonomi ilmiah makin menonjol,
tetapi penelitian antardisiplin juga berkembang.
6) Prinsip dalam meneliti adalah
deskripsi dan sinkronis
Keberhasilan kaum
Junggramatiker merekonstruksi bahasa-bahasa proto di Eropa mempengaruhi
pemikiran para ahli linguistik abad 20, antara lain Ferdinand de Saussure.
Sarjana ini tidak hanya dikenal sebagai bapak linguistik modern, melainkan juga
seorang tokoh gerakan strukturalisme. Dalam strukturalisme bahasa dianggap
sebagai sistem yang berkaitan (system of relation). Elemen-elemennya
seperti kata, bunyi saling berkaitan dan bergantung dalam membentuk sistem
tersebut.
Beberapa pokok pemikiran Saussure:
(1) Bahasa lisan lebih utama dari pada bahasa tulis.
Tulisan hanya merupakan sarana yang mewakili ujaran.
(2) Linguistik bersifat deskriptif, bukan
preskriptif seperti pada tata bahasa tradisional. Para ahli linguistik bertugas
mendeskripsikan bagaimana orang berbicara dan menulis dalam bahasanya, bukan
memberi keputusan bagaimana seseorang seharusnya berbicara.
(3) Penelitian bersifat sinkronis bukan diakronis
seperti pada linguistik abad 19. Walaupun bahasa berkembang dan berubah,
penelitian dilakukan pada kurun waktu tertentu.
(4) Bahasa
merupakan suatu sistem tanda yang bersisi dua, terdiri dari signifiant(penanda)
dan signifie (petanda). Keduanya merupakan wujud yang tak
terpisahkan, bila salah satu berubah, yang lain juga berubah.
(5) Bahasa formal maupun nonformal menjadi objek
penelitian.
(6) Bahasa merupakan sebuah sistem relasi dan
mempunyai struktur.
(7) Dibedakan
antara bahasa sebagai sistem yang terdapat dalam akal budi pemakai bahasa dari
suatu kelompok sosial (langue) dengan bahasa sebagai
manifestasi setiap penuturnya (parole).
(8) Dibedakan antara hubungan asosiatif dan
sintagmatis dalam bahasa. Hubungan asosiatif atau paradigmatis ialah hubungan
antarsatuan bahasa dengan satuan lain karena ada kesamaan bentuk atau makna.
Hubungan sintagmatis ialah hubungan antarsatuan pembentuk sintagma dengan
mempertentangkan suatu satuan dengan satuan lain yang mengikuti atau
mendahului.
Gerakan strukturalisme
dari Eropa ini berpengaruh sampai ke benua Amerika. Studi bahasa di Amerika
pada abad 19 dipengaruhi oleh hasil kerja akademis para ahli Eropa dengan nama
deskriptivisme. Para ahli linguistik Amerika mempelajari bahasa-bahasa suku
Indian secara deskriptif dengan cara menguraikan struktur bahasa. Orang Amerika
banyak yang menaruh perhatian pada masalah bahasa. Thomas Jefferson, presiden
Amerika yang ketiga (1801-1809), menganjurkan agar supaya para ahli linguistik
Amerika mulai meneliti bahasa-bahasa orang Indian. Seorang ahli linguistik
Amerika bemama William Dwight Whitney (1827-1894) menulis sejumlah buku
mengenai bahasa, antara lainLanguage and the Study of Language (1867).
Tokoh linguistik lain
yang juga ahli antropologi adalah Franz Boas (1858-1942). Sarjana ini mendapat
pendidikan di Jerman, tetapi menghabiskan waktu mengajar di negaranya sendiri.
Karyanya berupa buku Handbook of American Indian languages (1911-1922)
ditulis bersama sejumlah koleganya. Di dalam buku tersebut terdapat uraian
tentang fonetik, kategori makna dan proses gramatikal yang digunakan untuk
mengungkapkan makna. Pada tahun 1917 diterbitkan jurnal ilmiah berjudul International
Journal of American Linguistics.
Pengikut Boas yang
berpendidikan Amerika, Edward Sapir (1884-1939), juga seorang ahli antropologi
dinilai menghasilkan karya-karya yang sangat cemerlang di bidang fonologi.
Bukunya, Language (1921) sebagian besar mengenai tipologi
bahasa. Sumbangan Sapir yang patut dicatat adalah mengenai klasifikasi
bahasa-bahasa Indian.
Pemikiran Sapir
berpengaruh pada pengikutnya, L. Bloomfield (1887-1949), yang melalui kuliah
dan karyanya mendominasi dunia linguistik sampai akhir hayatnya. Pada tahun
1914 Bloomfield menulis buku An Introduction to Linguistic Science. Artikelnya
juga banyak diterbitkan dalam jurnal Language yang didirikan
oleh Linguistic Society of America tahun 1924. Pada tahun 1933
sarjana ini menerbitkankan buku Language yang mengungkapkan
pandangan behaviorismenya tentang fakta bahasa, yakni stimulus-response atau
rangsangan-tanggapan. Teori ini dimanfaatkan oleh Skinner (1957) dari Universitas
Harvard dalam pengajaran bahasa melalui teknik drill.
Dalam bukunya Language, Bloomfield
mempunyai pendapat yang bertentangan dengan Sapir. Sapir berpendapat fonem
sebagai satuan psikologis, tetapi Bloomfield berpendapat fonem merupakan satuan
behavioral. Bloomfield dan pengikutnya melakukan penelitian atas dasar struktur
bahasa yang diteliti, karena itu mereka disebut kaum strukturalisme dan
pandangannya disebut strukturalis.
Bloomfield beserta pengikutnya menguasai percaturan linguistik
selama lebih dari 20 tahun. Selama kurun waktu itu kaum Bloomfieldian berusaha
menulis tata bahasa deskriptif dari bahasa-bahasa yang belum memiliki aksara.
Kaum Bloomfieldian telah berjasa meletakkan dasar-dasar bagi penelitian
linguistik di masa setelah itu.
Bloomfield berpendapat
fonologi, morfologi dan sintaksis merupakan bidang mandiri dan tidak
berhubungan. Tata bahasa lain yang memperlakukan bahasa sebagai sistem hubungan
adalah tata bahasa stratifikasi yang dipelopori oleh S.M. Lamb. Tata bahasa
lainnya yang memperlakukan bahasa sebagai sistem unsur adalah tata
bahasa tagmemik yang dipelopori oleh K. Pike. Menurut pendekatan ini setiap
gatra diisi oleh sebuah elemen. Elemen ini bersama elemen lain membentuk suatu
satuan yang disebut tagmem.
Murid Sapir lainnya, Zellig
Harris, mengaplikasikan metode strukturalis ke dalam analisis segmen bahasa.
Sarjana ini mencoba menghubungkan struktur morfologis, sintaktis, dan wacana
dengan cara yang sama dengan yang dilakukan terhadap analisis fonologis.
Prosedur penelitiannya dipaparkan dalam bukunya Methods in Structural
Linguistics(1951).
Ahli linguistik yang
cukup produktif dalam membuat buku adalah Noam Chomsky. Sarjana inilah yang
mencetuskan teori transformasi melalui bukunya Syntactic Structures (1957),
yang kemudian disebut classical theory. Dalam perkembangan
selanjutnya, teori transformasi dengan pokok pikiran kemampuan dan kinerja yang
dicetuskannya melaluiAspects of the Theory of Syntax (1965) disebut standard
theory. Karena pendekatan teori ini secara sintaktis tanpa menyinggung
makna (semantik), teori ini disebut juga sintaksis generatif (generative
syntax). Pada tahun 1968 sarjana ini mencetuskan teoriextended
standard theory. Selanjutnya pada tahun 1970, Chomsky menulis bukugenerative
semantics; tahun 1980 government and binding theory; dan
tahun 1993Minimalist program.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar